Selasa, 24 November 2009

sistem informasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
1.2. Batasan Masalah.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi sekarang ini, perancangan sistem informasi semakin dituntut dalam memberikan informasi yang benar dan dalam waktu yang singkat. Sistem tersebut harus dirancang sedemikian rupa agar dapat menentukan validitas data yang berasal dari berbagai sumber. Kecepatan akses dari suatu informasi bergantung kepada metoda pengolahannya.
Pengertian dari KRS adalah Kartu Rencana Studi, yang digunakan untuk mengetahui mata kuliah apa saja yang diambil oleh mahasiswa/i selama satu semester. Pengisian KRS ini dilakukan oleh mahasiswa yang kemudian disahkan oleh bagian akademik dan ketua jurusan. Apabila terjadi perubahan rencana studi pada semester tersebut mahasiswa dapat melakukan Perubahan Rencana Studi (PRS) atas persetujuan dari bagian akademikdan ketua jurusan dengan ketentuan setelah satu minggu perkuliahan semester baru berlangsung.
Proses pengisian KRS di STMIK Bandung Bali saat ini masih menggunakan cara semi manual dan belum bisa diakses oleh mahasiswa melalui internet, sehingga mahasiswa merasa kesulitan dalam mengisi KRS apabila berada diluar kota. Melihat hal tersebut pengisian KRS dapat dikembangkan kedalam sistem terkomputerisasiyang berbasis web, sehingga dapat diakses oleh mahasiswa dimana saja dan kapan saja melalui fasilitas internet.
Pada penulisan tugas akhir ini penulis membatasi permasalahan hanya sebatas :
1) Pembuatan penerapan Sistem Saraf Buatan (SSB) untuk menentukan nilai variabel rolling force dalam unit produksi Hot Skin Pass Mill (HSPM) PT. Krakatau Steel berdasarkan variabel produksiyang ada dalam bahasa pemrograman MATLAB 6.5.
2) Korelasi antar variabel di titik beratkan pada 4 variabel yakni pada variabel tebal coil, berat coil, rolling force, dan bending force.
1.3. Rumusan Masalah.
Sistem pengisian KRS yang ada saat ini masih semi manual, dimana sarana pelayanan untuk mahasiswa masih belum bekerja secara optimal karena mahasiswa harus datang langsung ke kampus untuk dapat mengisi KRS. Saat ini mahasiswa belum bisa melakukan daftar ulang, mengetahui jumlah mata kuliahyang dapat diambil dan mengisi KRS melalui website atau secara online. Sehingga mahasiswa menemukan kesulitan apabila berada diluar kota atau daerah.
1.4. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Daftar Ulang dan Pengisian KRS Online STMIK Bandung Bali Berbasis Web adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan sistem pengisian KRS baru yang dapat diakses oleh mahasiswa melalui fasilitas internet sehingga memberikan kecepatan, keakuratan dan efisiensi waktu dalam proses pengelolaan dan perolehan data dan informasi mengenai rencana studi mahasiswa.
2. Memberikan pelayanan yang optimal kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak perlu selalu datang ke kampus untuk memperoleh informasi rencana studi.
1.5. Metode Penelitian.
Metodologi penelitian adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan rencana yang akan digunakan dalam suatu penelitian dimana dalam penelitian tersebut memerlukan penerapan metode yang sesuai dengan metode yang akan diteliti.
Berdasarkan pengertian diatas serta mengingat masalah kompetitif merupakan masalah yang dihadapi sekarang. Maka metodologi penelitian yang sesuai digunakan dalam perancangan perangkat lunak ini dibagi menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan perangkat lunak.
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode atau cara-cara dan langkah yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Study Literature, metode ini dilakukan dengan cara mengutip penjelasan dari berbagai sumber, seperti buku dan situs-situs yang berhubungan dengan pengembangan Sistem Informasi Daftar Ulang dan Pengisian KRS Online STMIK Bandung Bali Berbasis Web Menggunakan PHP dan SQL Server
2. Wawancara, metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan bagian akademik yang menangani pengelolaan data.
3. Observasi, mengamati langsung bagaimana proses pengelolaan data yang selama ini berjalan, sehingga diketahui apa saja yang diperlukan dalam pembuatan sistem yang akan penulis bangun.
1.5.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Pengembangan sistem menggunakan model SDLC (System Development Life Cycle) [http://library.gunadarma.ac.id]. Proses pengembangan sebuah sistem akan melewati beberapa tahapan yang dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini :
Gambar 1.1 System Development Life Cycle [http://library.gunadarma.ac.id]
Tahapan-tahapan kerja utama System Development Life Cycle ini terdiri dari :
1. Tahap pertama (Front-end Fase) ini terdiri dari :
a. Perencanaan sistem adalah tahapan mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi yang akan dikembangkan, sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang akan melaksanakan.
b. Analisis sistem adalah tahapan memahami sistem yang ada, mengidentifikasikan masalah dan mencari solusinya untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan.
c. Perancangan sistem secara umum (konseptual) adalah tahapan mengidentifikasi kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah selama tahapan analisis sistem.
d. Evaluasi dan seleksi sistem adalah tahapan pengujian dan penyeleksian rancangan sistem secara umum untuk menyelidiki konsep sistem baru dan menentukan dengan tepat apa yang dibutuhkan para pemakai sebelum merancang sistem secara terinci.
2. Tahap terakhir (Back_end Fase) ini terdiri dari :
a. Perancangan sistem secara terinci (fisik) adalah tahapan penterjemahan dari tahapan perancangan konseptual sehingga terbentuk spesifikasiyang lengkap tentang modul-modul sistem, desain antarmuka antar modul serta rancanangan basis data secara fisik.
b. Implementasi sistem adalah tahapan pengembangan sistem untuk pengkontruksian sistem informasi yang baru.
c. Pemeliharaan sistem adalah tahapan pemeliharaan terhadap sistem agar sistem dapat bekerja secara optimal.

APPRENTICESHIP

Aprrenticeship is agood activity for student who want to get work wxperience before they graduate from school. They will get the chance to work in a company although they have not graduated yet. The company will place them in the division which is related to their educational background. For example,in a agency,students with a Hotel and Touurism background are placed in yhe fresh section. They deal with they bakery and salad bar. In a bank, student from an accounting programme are placed in the administrator department.
They are assigned to execute stock inventory, file and arrange in-coming and out-going letters. Indeed,the students will not be placed in the high position, but it still gives many advantages to them. What do the students actually gain in being an apprentice? Of course,they will earn money, but the valuable experience is the most important thing. In an apprenticeship programme, they will improve their competency and learn to interect with people whom they meet in the working environment. By having more knowledge and network with a company, they will get a clearer future after graduating from school.
To be an apprentice, the students have to get an accompanying letter from the headmaster at school. This letter will inform the company that they are student who are willing to have a temporary job there. The company’s personnel department will inform about the requirements. Some company may give a test, byt the others may not. Being an apprentice is very beneficial. It gives not only money, but also invaluable experience. So, never be hesitant to take a chance for apprenticeship.

Senin, 23 November 2009

The New Batik

INTRINSICALLY INDONESIAN,YET VIEWED BY SOME AS A PRODUCT OF THE PAST,
BATIK IS BEING TARGETED TO CAPTURE A NEW GENERATION.

Rack of batik garments rustle under the soft lights of the 6000 square meter alun-alun emporium in Jakarta’s plush Grand Indonesia mall. Well heeled shoopers with nannies in tow survey the floor before heading downstairs for a latte. The crowd is largely local, rich and appreciative.
Batik is deeply entrenched in the Indonesian psyche. Despite production by other countries,Indonesian continue to think of batik as uniquely Indonesian. Many government organizations and some private companies also requery employees to wear batik once a week.
Traditionally, batik refers to fabric decorated painstakingly by hand using not wax and then dyed to create a pattern in reverse. Village developed patterns and colors so dictintive that a connoisseur could tell from sight alone the specific source of certain motifs. Central Java is particurlary well known for the quality of its batik. Cities like Pekalongan, Solo(previously Surakarta), Cirebon and Jogjakarta vie for the tittle kota Batik, or Batik City.
At the high end,crafting quality batik takes many hours, Batik tulis,literally ‘handwritten’ batik,involves hundreds of designs drawn painstakingly on the cloth by hand using hot wax applied with a copper stylus called a canting. The cloth is then dipped in dye to create a reverse pattern and the wax scraped off. Depending on the complexity of design,this may be repeated more than 20 times, with a day between dyeing to dry. “it’s like a painting. The same artist asked to paint again-it can’t be the same.
A cheaper alternative is batik cap, where designs are specturn on manually. These days, machines print simplified batik motifs directly onto cloth(usually polyester or rayon) fo a mass produced version,reffered to as printed batik. The price range is while its handmade tulis counterpart in silk might retail for a few hundred dollars.

Minggu, 15 November 2009

MISTAKE OF ORDER

What happens if somebody gets you to eat in a restaurant that you’re not familiar with?

And what happens if you don’t apply the appropriate table manners? This happened when my close friend dined at a mall in Cilandak Town Square. She decided we’d have something different,like steak.

So we went to Outback,a Jappanese Restaurant. She ordered salad and I ordered shabu-shabu. We started to eat after the food was served. Too bad for me,the food was served in the continental taste, which I’m not familiar with,because I don’t like garlic and ginger smell too much sting. And finnaly shabu-shabu I’m not eat. But I remains to pay it.

MY DESCRIPTION

I’m female University student at GUNADARMA.my name is Rena Fhatridani.my nick name Rena.I of oLd age 20 years. my hobby is shopping and traveling.Desire of Iam becoming successful people.After graduating from University Gunadarma,will Look for competent work,to can assist to Lighten my mother burden.she is a single parent,because my sister and brothers still go to school’and requiry expense is not a few.my work of mother entrepreneur.that is selling Desert in restaurant.Im proudh x’self take care of fount of thechild,and defray me to level of collage.

Besides my aspiration,thirst for to continue to level of SI.So that can get more competent work.After getting work and get production is more,production of month I will save,for investman,buy house and assist my sister and brothers to can continue to collages ladders